Wudhu atau Wudlu Menurut Dalil dan Hadist
Wudlu
dan cara-caranya
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ
امَنُوْآ
اِذَا قُمْتُمْ
اِلَى
الصَّلوةِ
فَاغْسِلُوْا
وُجُوْهَكُمْ
وَ
اَيْدِيَكُمْ
اِلَى
اْلمَرَافِقِ
وَ
امْسَحُوْا
بِرُءُوْسِكُمْ
وَ اَرْجُلَكُمْ
اِلَى
اْلكَعْبَيْنِ.
المائدة:6
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki ... [QS. Al-Maidah : 6]
Keterangan
:
Ayat
tersebut menerangkan bahwa orang yang hendak shalat (bila dia berhadats kecil)
wajib berwudlu.
Adapun cara berwudlu adalah sebagai berikut :
a. membasuh
muka hingga rata
b. membasuh
kedua tangan hingga siku-siku sampai rata
c. mengusap
kepala dengan air yang ada pada kedua telapak tangan satu kali
d. membasuh kaki hingga mata kaki dan
meratakannya.
Membasuh
anggota wudlu
Dalam membasuh anggota-anggota
wudlu boleh dengan satu kali-satu
kali, dua kali-dua kali, tiga kali-tiga kali. Adapun mengusap kepala hanya
sekali saja.
عَنِ
ابْنِ
عَبَّاسٍ رض
قَالَ:
تَوَضَّأَ رَسُوْلُ
اللهِ ص
مَرَّةً
مَرَّةً.
الجماعة الا
مسلما، فى نيل
الاوطار 1: 202
Dari
Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata, “Rasulullah SAW berwudlu
sekali-sekali”.
[HR. Jama’ah, kecuali Muslim, dalam Nailul Authar I : 202]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ زَيْدٍ
اَنَّ النَّبِيَّ
ص تَوَضَّأَ
مَرَّتَيْنِ
مَرَّتَيْنِ.
احمد، و
البخارى فى
الباب عن ابى
هريرة و جابر.
فى نيل
الاوطار 1: 203
Dari
’Abdullah bin Zaid, bahwasanya Nabi SAW berwudlu dua kali-dua kali. [HR. Ahmad, dan Bukhari meriwayatkan
dalam Bab ini dari Abu Hurairah dan Jabir, dalam Nailul Authar I : 203]
عَنْ
عُثْمَانَ رض
اَنَّ
النَّبِيَّ ص
تَوَضَّأَ
ثَلاَثًا
ثَلاَثًا.
احمد و مسلم،
فى نيل
الاوطار 1: 203
Dari
‘Utsman RA, bahwasanya Nabi SAW berwudlu tiga kali-tiga kali. [HR. Ahmad dan Muslim, dalam
Nailul Authar I : 203]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ زَيْدٍ
بْنِ عَاصِمٍ
اْلاَنْصَارِيّ
(وَ كَانَتْ
لَهُ صُحْبَةٌ)
قَالَ قِيْلَ
لَهُ:
تَوَضَّأْ
لَنَا وُضُوْءَ
رَسُوْلِ
اللهِ ص:
فَدَعَا
بِاِنَاءٍ فَاَكْفَأَ
مِنْهَا
عَلَى
يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا
ثَلاَثًا،
ثُمَّ
اَدْخَلَ يَدَهُ
فَاسْتَخْرَجَهَا
فَمَضْمَضَ
وَ اسْتَنْشَقَ
مِنْ كَفّ
وَاحِدَةٍ
فَفَعَلَ ذلِكَ
ثَلاَثًا،
ثُمَّ
اَدْخَلَ
يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا
فَغَسَلَ
وَجْهَهُ
ثَلاَثًا،
ثُمَّ
اَدْخَلَ
يَدَهُ
فَاسْتَخْرَجَهَا
فَغَسَلَ
يَدَيْهِ اِلَى
اْلمِرْفَقَيْنِ
مَرَّتَيْنِ
مَرَّتَيْنِ،
ثُمَّ
اَدْخَلَ
يَدَهُ
فَاسْتَخْرَجَهَا
فَمَسَحَ
بِرَأْسِهِ
فَاَقْبَلَ بِيَدَيْهِ
وَ اَدْبَرَ،
ثُمَّ غَسَلَ
رِجْلَيْهِ
اِلَى
اْلكَعْبَيْنِ،
ثُمَّ قَالَ:
هكَذَا كَانَ
وُضُوْءُ
رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى
اللهُ
عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ. مسلم
1: 210
Dari
‘Abdullah bin Zaid bin ‘Aashim Al-Anshariy, ia adalah seorang
shahabat, ia mengatakan bahwa dikatakan kepadanya, “Berilah contoh kepada
kami tentang wudlunya Rasulullah SAW”. Maka ‘Abdullah bin Zaid
meminta bejana berisi air, lalu menuangkan air pada kedua tangannya dan
membasuhnya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya ke dalam bejana
untuk menciduk air, lalu mengeluarkannya dan berkumur dan menghirupnya ke
hidung dari satu telapak tangannya, ia mengerjakan yang demikian itu tiga kali,
kemudian memasukkan kedua tangannya lagi ke dalam bejana untuk menciduk air dan
terus membasuh mukanya tiga kali, sesudah itu ia memasukkan tangannya untuk
menciduk air lalu mengeluarkannya dan membasuh kedua tangan hingga siku dua
kali-dua kali. Sesudah itu, ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, lalu
mengeluarkannya dan menyapu kepala dengan dua tangannya ke depan dan ke
belakang (ia mengusapkan kedua tangannya sampai ke belakang hingga ke tengkuk
dan mengembalikan ke muka lagi). Sesudah itu ia membasuh kakinya hingga dua
mata kaki. Kemudian ia berkata, “Beginilah wudlunya Rasulullah SAW”. [HR. Muslim I : 210]
Kesempurnaan
wudlu
1.
Membaca basmalah ketika hendak memulai wudlu.
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ:
طَلَبَ
بَعْضُ
اَصْحَابِ
النَّبِيّ ص
وَضُوءًا
فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
ص: هَلْ مَعَ
اَحَدٍ
مِنْكُمْ
مَاءٌ؟ فَوَضَعَ
يَدَهُ فِي
اْلمَاءِ وَ
يَقُولُ
تَوَضَّئُوْا
بِسْمِ اللهِ
فَرَأَيْتُ
اْلمَاءَ
يَخْرُجُ
مِنْ بَيْنِ
اَصَابِعِهِ
حَتَّى
تَوَضَّئُوْا
مِنْ عِنْدِ
آخِرِهِمْ.
قَالَ
ثَابِتٌ:
قُلْتُ
ِلاَنَسٍ:
كَمْ
تُرَاهُمْ؟
قَالَ: نَحْوًا
مِنْ
سَبْعِيْنَ.
النسائى 1: 61
صحيح
Dari Anas, ia berkata : Sebagian shahabat Nabi SAW mencari
air untuk wudlu, maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah diantara kalian
membawa air ?”. Lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam air itu dan
bersabda, “Berwudlulah dengan nama Allah”. Maka aku lihat air itu
keluar dari sela-sela jari beliau sehingga mereka semua berwudlu hingga orang
terakhir dari mereka. Tsabit (perawi yang mendapat hadits dari Anas) bertanya,
“Berapa orang kah jumlah mereka ?”. Ia menjawab, “Kira-kira
tujuh puluh orang”. [HR. Nasaai 1 : 61, shahih].
عَنْ
اَبِيْ
هُرَيْرَةَ
رض. قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: لاَ
صَلاَةَ
لِمَنْ لاَ
وُضُوْءَ
لَهُ وَ لاَ
وُضُوْءَ
لِمَنْ لَمْ
يَذْكُرِ
اسْمَ اللهِ
عَلَيْهِ. ابن
ماجه 1: 140
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Tak ada shalat
bagi orang yang tidak berwudlu, dan tidak ada wudlu bagi orang yang tidak
menyebut nama Allah atasnya”. [HR. Ibnu Majah 1 : 140].
2. Mengawali dengan membasuh tangan hingga
pergelangan tiga kali, menggosok sela-sela jari dan memutar cincin.
عَنْ
اَوْسِ بْنِ
اَوْسٍ
الثَّقَفِيّ
قَالَ:
رَأَيْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
تَوَضَّأَ
فَاسْتَوْكَفَّ
ثَلاَثًا
أَيْ غَسَلَ
كَفَّيْهِ.
احمد و
النسائى، فى
نيل الاوطار 1: 162
Dari
Aus bin Aus Ats-Tsaqafiy, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW
berwudlu, maka beliau memulai dengan membasuh telapak tangannya tiga kali,
yaitu mencuci dua telapak tangan beliau”. [HR. Ahmad dan Nasai, dalam Nailul
Authar 1 : 162]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ
ص قَالَ:
اِذَا
اسْتَيْقَظَ
اَحَدُكُمْ
مِنْ
نَوْمِهِ
فَلاَ
يَغْمِسْ يَدَهُ
حَتَّى
يَغْسِلَهَا
ثَلاَثًا
فَاِنَّهُ
لاَ يَدْرِى
اَيْنَ
بَاتَتْ
يَدُهُ. الجماعة
الا ان
البخارى لم
يذكر العدد،
فى نيل الاوطار
1: 162
Dari
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara
kalian bangun tidur, janganlah langsung membenamkan tangannya (ke dalam bejana)
sehingga membasuhnya tiga kali (di luar bejana) karena ia tidak tahu bagaimana
tangannya itu semalam”. [HR. Jama’ah, tetapi Bukhari tidak menyebutkan
bilangan (tiga kali), dalam Nailul Authar 1 : 162]
عَنِ
ابْنِ
عَبَّاسٍ
اَنَّ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
قَالَ: اِذَا
تَوَضَّأْتَ
فَخَلّلْ
اَصَابِعَ
يَدَيْكَ وَ
رِجْلَيْكَ.
احمد و ابن
ماجه و
الترمذى، فى
نيل الاوطار 1: 181
Dari
Ibnu ‘Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila kamu berwudlu,
maka gosoklah sela-sela jari-jari kedua tangan dan kakimu”. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan
Tirmidzi, dalam Nailul Authar 1 : 181]
عَنْ
اَبِى
رَافِعٍ
اَنَّ
رَسُوْلَ
اللهِ ص كَانَ
اِذَا
تَوَضَّأَ
حَرَّكَ
خَاتَمَهُ. ابن
ماجه و
الدارقطنى،
فى نيل
الاوطار 1: 181
Dari
Abu Rafi’ bahwasanya Rasulullah SAW apabila berwudlu, beliau
memutar-mutar cincinnya.
[HR. Ibnu Majah dan Daruquthni, dlaif, dalam Nailul Authar 1 : 181]
3.
Beristinsyaq dan bermadlmadlah
Beristinsyaq
adalah menghirup air ke hidung lalu menghembuskan-nya keluar, adapun
bermadlmadlah adalah berkumur.
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
رض اَنَّ
النَّبِيّ ص
قَالَ: اِذَا
تَوَضَّأَ
اَحَدُكُمْ
فَلْيَجْعَلْ
فِى اَنْفِهِ
مَاءً ثُمَّ
لِيَسْتَنْثِرْ.
احمد و
البخارى و
مسلم، فى نيل
الاوطار 1: 170
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila seseorang
diantara kalian berwudlu hendaklah ia memasukkan air ke hidungnya kemudian ia
hembuskan”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar 1 : 170]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
رض قَالَ:
اَمَرَ رَسُوْلُ
اللهِ ص بِاْلمَضْمَضَةِ
وَ
اْلاِسْتِنْشَاقِ.
الدارقطنى،
فى نيل
الاوطار 1: 170
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW menyuruh bermadlmadlah dan
beristinsyaq”.
[HR. Daruquthni, dalam Nailul Authar 1 : 170]
عَنْ
اَبِى
حَيَّةَ رض
قَالَ:
رَأَيْتُ
عَلِيًّا رض
تَوَضَّأَ
فَغَسَلَ
كَفَّيْهِ
حَتَّى اَنْقَاهُمَا
ثُمَّ
مَضْمَضَ
ثَلاَثًا وَ
اسْتَنْشَقَ
ثَلاَثًا وَ
غَسَلَ
وَجْهَهُ
ثَلاَثًا وَ
ذِرَاعَيْهِ
ثَلاَثًا وَ
مَسَحَ بِرَأْسِهِ
مَرَّةً
ثُمَّ غَسَلَ
قَدَمَيْهِ اِلَى
الْكَعْبَيْنِ
ثُمَّ قَالَ:
اَحْبَبْتُ
اَنْ اُرِيَكُمْ
كَيْفَ كَانَ
طُهُوْرُ
رَسُوْلِ
اللهِ ص.
الترمذى 1: 34
Dari Abu Hayyah RA, ia berkata, “Saya melihat Ali
berwudlu. Maka dia membasuh kedua telapak tangannya hingga bersih, kemudian
bermadhmadhah tiga kali, beristinsyaq tiga kali, membasuh muka tiga kali, dan
hasta tiga kali. Kemudian menyapu kepala sekali. Kemudian membasuh kedua kaki
hingga kedua mata kaki. Sesudah itu dia berkata : Saya ingin memperlihatkan
kepadamu bagaimana cara wudlu Rasulullah SAW. [HR. Tirmidzi 1:
34]
4.
Mendahulukan membasuh anggota sebelah kanan
عَنْ
عَائِشَةَ رض
قَالَتْ:
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ
ص يُحِبُّ
التَّيَامُنَ
فِى تَنَعُّلِهِ
وَ
تَرَجُّلِهِ
وَ
طَهُوْرِهِ
وَ فِى شَأْنِهِ
كُلّهِ. احمد
و البخارى و
مسلم، فى نيل
الاوطار 1: 201
Dari
‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW suka mendahulukan sebelah
kanannya di waktu memakai sepatu, bersisir, bersuci dan di segala
urusannya”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar 1 : 201]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
رض اَنَّ
النَّبِيَّ ص
قَالَ: اِذَا
لَبِسْتُمْ
وَ اِذَا
تَوَضَّأْتُمْ
فَابْدَأُوْا
بِاَيَامِنِكُمْ.
احمد و ابو
داود، فى نيل
الاوطار 1: 201
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila kamu memakai
pakaian dan apabila kamu berwudlu, mulailah dengan sebelah kananmu”. [HR. Ahmad dan Abu Dawud, dalam
Nailul Authar 1 : 201]
Cara
menyapu kepala dan telinga
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ زَيْدٍ
رض اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص
مَسَحَ
رَأْسَهُ
بِيَدَيْهِ فَاَقْبَلَ
بِهِمَا وَ
اَدْبَرَ،
بَدَأَ بِمُقَدَّمِ
رَأْسِهِ
ثُمَّ ذَهَبَ
بِهِمَا
اِلَى
قَفَاهُ،
ثُمَّ
رَدَّهُمَا
اِلَى اْلمَكَانِ
الَّذِى بَدَأَ
مِنْهُ.
الجماعة، فى
نيل الاوطار 1: 183
Dari
‘Abdullah bin Zaid RA, bahwasanya Rasulullah SAW mengusap kepala beliau
dengan kedua tangannya, beliau tarik kedua tangan itu ke depan dan ke belakang.
Beliau memulai dari bagian depan kepala, lalu mengusap dengan kedua tangannya
itu sampai ke tengkuknya, kemudian mengembalikan kedua tangan itu ke tempat
memulainya tadi.
[HR. Jama’ah, dalam Nailul Authar 1 : 183]
عَنِ
ابْنِ
عَبَّاسٍ
اَنَّ
النَّبِيَّ ص
مَسَحَ
بِرَأْسِهِ
وَ
اُذُنَيْهِ
ظَاهِرِهِمَا
وَ بَاطِنِهِمَا.
الترمذى و
صححه. و
للنسائى
مَسَحَ بِرَأْسِهِ
وَ
اُذُنَيْهِ
بَاطِنِهِمَا
بِاْلمُسَبّحَتَيْنِ
وَ
ظَاهِرِهِمَا
بِاِبْهَامَيْهِ.
فى نيل
الاوطار 1: 191
Dari
Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Nabi SAW mengusap kepala beliau dan kedua telinga
beliau bagian luar dan dalamnya. [HR. Tirmidzi, dan ia menshahihkannya]. Dan bagi Nasai
: Beliau mengusap kepala dan dua telinga bagian dalamnya dengan dua jari
telunjuk dan bagian luarnya dengan ibu jari. [Dalam Nailul Authar 1 : 191]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ زَيْدٍ
رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
َاْلاُذُنَانِ
مِنَ الرَّأْسِ.
ابن ماجه 1: 152
Dari
‘Abdullah bin Zaid RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Dua
telinga itu termasuk kepala”. [HR. Ibnu Majah 1 : 152]
5.
Melebihkan sedikit anggota yang dibasuh
Kita
diperintahkan supaya melebihkan sedikit pada anggota-anggota yang wajib
dibasuh, yaitu pada muka, tangan dan kaki.
عَنْ
نُعَيْمِ
بْنِ عَبْدِ
اللهِ
اْلمُجْمِرِ
قَالَ:
رَأَيْتُ
اَبَا
هُرَيْرَةَ
يَتَوَضَّأُ
فَغَسَلَ
وَجْهَهُ
فَاَسْبَغَ
اْلوُضُوْءَ،
ثُمَّ غَسَلَ
يَدَهُ
اْليُمْنَى
حَتَّى
اَشْرَعَ فِى
اْلعَضُدِ،
ثُمَّ يَدَهُ
اْليُسْرَى
حَتَّى
اَشْرَعَ فِى
اْلعَضُدِ،
ثُمَّ مَسَحَ
رَأْسَهُ،
ثُمَّ غَسَلَ
رِجْلَهُ
اْليُمْنَى
حَتَّى
اَشْرَعَ فِى
السَّاقِ،
ثُمَّ غَسَلَ
رِجْلَهُ اْليُسْرَى
حَتَّى
اَشْرَعَ فِى
السَّاقِ، ثُمَّ
قَالَ: هكَذَا
رَأَيْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
يَتَوَضَّأُ. وَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اَنْتُمُ اْلغُرُّ
اْلمُحَجَّلُوْنَ
يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ
مِنْ
اِسْبَاغِ
اْلوُضُوْءِ
فَمَنِ
اسْتَطَاعَ
مِنْكُمْ
فَلْيُطِلْ
غُرَّتَهُ وَ
تَحْجِيْلَهُ.
مسلم 1: 216
Dari
Nu’aim bin ‘Abdullah Al-Mujmir, ia berkata : Aku melihat Abu
Hurairah berwudlu, maka dia membasuh mukanya dan menyempurnakan wudlu. Kemudian
dia membasuh tangannya yang kanan sampai ke lengannya, lalu membasuh tangannya
yang kiri sampai ke lengannya juga. Kemudian dia mengusap kepalanya, lalu
membasuh kakinya yang kanan sampai ke betis dan membasuh kaki yang kiri sampai
betis pula. Kemudian ia berkata, “Demikianlah saya melihat Rasulullah SAW
berwudlu”. Dan (Abu Hurairah) berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Kamu
sekalian adalah orang-orang yang bersinar putih cemerlang dahi, tangan dan
kakinya pada hari qiyamat karena menyempurnakan wudlu. Maka barangsiapa
diantara kalian yang mampu, hendaklah ia lebihkan sinar putih pada dahi, tangan
dan kakinya itu (dengan melebihkan membasuh muka, tangan dan kaki)”. [HR. Muslim 1 : 216]
6.
Bacaan sesudah wudlu
عَنْ
عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ
رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَا
مِنْكُمْ
مِنْ اَحَدٍ
يَتَوَضَّأُ
فَيُسْبِغُ
الْوُضُوْءَ
ثُمَّ
يَقُوْلُ:
اَشْهَدُ
اَنْ لاَ
اِلهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَ
اَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ.
اِلاَّ فُتِحَتْ
لَهُ
ابْوَابُ
الْجَنَّةِ
الثَّمَانِيَةُ
يَدْخُلُ
مِنْ اَيّهَا
شَاءَ. احمد و
مسلم و ابو
داود، فى نيل
الاوطار 1: 204
Dari Umar bin Khaththab RA ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Tidaklah seseorang diantara kalian yang berwudlu dengan
menyempurnakan wudlunya, lalu membaca, “Asyhadu allaa ilaaha
illalloohu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu
wa rosuuluh. (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah
yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad itu
hamba-Nya dan Rasul-Nya) melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga
yang delapan, ia boleh masuk dari pintu manasaja yang ia kehendaki”.
[HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 204].
Ringkasan :
Cara
wudlu dengan sunnat-sunnatnya :
1.
Membaca Basmalah (Bismilaahir rohmaanir rohiim).
2.
Membasuh dua tangan sampai pergelangan.
3.
Berkumur-kumur dan menaikkan air ke hidung, lalu
menghembus-kannya.
4.
Membasuh muka sampai rata.
5.
Membasuh kedua tangan sampai siku-siku.
6.
Menyapu/mengusap kepala sampai rata dan langsung telinga.
7.
Membasuh/mencuci kaki.
8. Membaca
syahadat.
Catatan
:
Semua
yang tersebut diatas boleh dikerjakan sekali-sekali, dua kali-dua kali, atau
tiga kali-tiga kali, kecuali nomor 1, 6 dan 8, hanya sekali saja.
0 Komentar:
Post a Comment